Berikut sebuah link yang akan menggambarkan potret kasus yang ada saat ini menyangkut lulusan IT dan permintaan pasar:
lulusan ti banyak yang mengecewakan (detik.com)
Dari potret kasus di atas, hal tersebut bukan sepenuhnya salah lulusan. perguruan tinggi punya tanggung jawab memberikan gambaran kehidupan nyata setelah di luar.
Lulusan pada dasarnya adalah orang-orang yang mempergunakan produk yang disediakan Perguruan Tinggi yang berupa 'jurusan' yang dipilih untuk dijalani dalam jangka waktu studi.
Selain tanggung jawab Perguruan Tinggi dan DIKTI, orang-orang HRD harus juga mengerti perkembangan IT, tidak hanya berharap lulusan perguruan tinggi yg bisa sesuai ekspektasi mereka, tetapi mereka juga harus memberikan kesempatan belajar IT yg sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
mengenai kurikulum yg harus disesuaikan, perubahan kurikulum dilakukan sesingkatnya 2tahun dan biasanya lebih dari 4 tahun. Sementara untuk IT, perkembangannya sangat dinamis. Bagi mahasiswa angkatan 2003 yang masih kuliah sekarang pasti ada kesulitan tersendiri jika berharap apa yg mereka dapat dulu bisa digunakan saat ini. Setidaknya untuk kemampuan dalam hal bahasa pemrograman yang dipakai. Trend berubah, demikian juga kebutuhan di masyarakat.
seperti saya S1 SI menurut saya hanya sebatas sekolah dasarnya IT. karena IT itu banyak.
untuk SI sj ada SI manajemen, SI Geografi, SI Medis, SI Manufaktur, SI Bisnis. yg kita dpt d stikom mah cuman kulit luar. Selebihnya kemana mereka terjun, hanya dapat diketahui pada tahun-tahun awal kerja. Saya katakan "tahun-tahun" dalam artian tidak ada jaminan pada persis 1 tahun pertama.
Berbeda dengan org teknik lain, IT adalah menyangkut semua,-jikalau tidak terlalu naif-. Atau boleh dikata IT adalah sebagian besar dari seluruh bidang di muka bumi. Orang teknik mesin sangat sulit kemungkinan digabungkan dengan pengambilan keputusan HRD. Tapi orang IT punya kemungkinan jauh lebih besar disgabungkan dengan orang HRD untuk hal itu. HRD butuh IT, sehingga mereka juga punya tanggung jawab bekerjasama dengan org dr IT untuk membuat apa yang mereka inginkan tertuang menjadi sesuatu nyata. Atau mereka(org HRD) hanya akan mencapai sebatas penggunaan Office Word atau Excel untuk pekerjaan mereka tanpa adanya decision support system.
menurut saya, disamping banyak lulusan perguruan tinggi yang dikatakan 'instan', perusahaan juga punya tanggungjawab untuk tidak ikut-ikutan instan. Karena saya yakin orang HRD juga tidak mengerti betul seluk beluk IT. Karena kita jelas berbeda dengan orang dari bidang lain.
Bukan menuntut dimaklumi, tetapi beginilah potret sempit mengenai kasus ini.
IT dan profesinya tidak dibatasi seperti jurusan Kedokteran dan profesi mereka setelah lulus. Dua hal yang sangat berbeda. IT adalah seluruh hal yang ada di dunia yang kemudian mengikuti perkembangan dan menerapkan Teknologi Informasi. Jadi tidak sebatas 'mengetik', mengedit foto/audio/video, membuat program, tapi benar" IT adalah sekolah dasar dan akan berguna jika ditambahkan kemampuan/pengetahuan lain seperti contoh Human Resources, Medic ataupun aplikasi di bidang lain.
0 comments:
Post a Comment